Tips Nulis #2 (Dzikry el Han)

“Novel adalah sebuah dunia yang memiliki realitasnya sendiri: realitas fiksi.” Dzikry el Han.

Cerita dimulai dari Teluk Patipi, Fakfak. Saya mengenal beliau ketika Workshop bersamaan dengan Mas Gin yang diadakan di Museum Diponegoro, Probolinggo. Saya memanggil beliau bunda, iya, Bunda Dzikry. Beliau adalah salah satu dari yang memberikan materi kepenulisan di Sekolah Menulis Papua. Sebuah cinta putih yang lahir di Papua. Yakni sebuah novel etnografi yang mengangkat dimensi lain dari kehidupan masyarakat adat & beragama di Papua, terutama suku adat di Patipi, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Indonesia. Teluk Patipi, yang kemudian hari saya belajar tentang toleransi. Lanjutkan membaca “Tips Nulis #2 (Dzikry el Han)”

Tips Nulis #1 (Gin)

Museum Diponegoro, PROBOLINGGO. 15 November 2014. Wokshop Menulis Pertama KOMUNLIS. Menghadirkan pembicara Gin (Bulan Merah) dan Dzikry El-Han (Cinta Putih di Bumi Papua). Ini ada catatan-catatan yang saya tulis selama workshop berlangsung, semoga bermanfaat buat tetemans sekalian. Acara dihadiri banyak pelajar baik dari Probolinggo maupun dari Pandaan. Yuk, belajar menulis sama-sama. Lanjutkan membaca “Tips Nulis #1 (Gin)”

Ketika Mas Gagah Pergi

Mas Gagah berubah. Ya, sudah beberapa bulan belakangan ini Masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah ! …Meski aku cuma ‘adik kecil’nya yang baru kelas dua SMA, aku cukup jeli mengamati perubahan-perubahan itu. Walau bingung untuk mencernanya…Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik dan benar. Kitanya saja yang mungkin belum mengerti dan sering salah paham…“Ini hidayah, Gita!” kata Mama… Lanjutkan membaca “Ketika Mas Gagah Pergi”